Selasa, 01 Desember 2009

Hati-hati Al-Qur’an Palsu !!!
Berbagai cara ditempuh oleh kaum kuffar untuk memurtadkan umat Islam. Al-Qur’an, kitab suci dan pedoman hidup umat Islam jadi komoditi pemurtadan.
Al-Qur`an ImitasiSeorang pastor evangelis Amerika yang mengaku kelahiran Palestina, mengarang Al-Qur’an imitasi bernama “Al-Furqanul-Haqq” (The True Furqan), yang diterbitkan oleh lembaga yang menyebut dirinya Komite Eksekutif Proyek Omega 2001. Pastor yang bernama asli Dr.Anis A. Shorrosh itu memakai nama samaran Al-Safee dan Al-Mahdi dalam kitab ini. Al-Qur’an tiruan pendeta ini sontak menggegerkan umat karena disebarkan ke internet. Bahkan edisi cetaknya beredar sampai ke Jawa Timur sejak akhir April 2002 di kantong-kantong Muslim seperti Jombang, Bangil, dan Madura. Isinya berupa tiruan terhadap surat dalam al-Quran. Kitab setebal 368 halaman dengan sampul depan warna hijau bertuliskan kaligrafi Arab warna emas ini memuat beberapa nama surat, di antaranya: surat Al-Iman, At-Tajassud, Al-Muslimun, dan Al-Washaya. Semua isinya memuji-muji Yesus. Gaya penyajian dan pilihan bahasa Arab klasik yang dipakai dalam Qur’an palsu ini, agak mirip gaya bahasa Al-Qur’an. Bagi orang yang tidak memahami seluk-beluk bahasa Arab secara mendalam, bisa terkecoh, mengira The True Furqan sebagai Al-Qur’an. Sebab kata “Al-Furqan” sendiri sinonim dengan kata “Al-Qur’an.” Tujuan penyebaran Al-Furqanul-Haqq ke tengah-tengah masyarakat Muslim ini jelas terbaca, yaitu untuk menanamkan keraguan umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an. Targetnya, agar umat Islam memandang Al-Qur’an sebagai kitab yang sudah menyimpang. Otentisitas Al-Qur’an memang tidak bisa diganggu gugat, karena Allah sendiri yang menjamin keasliannya.Allah menyatakan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Kami menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur`an) ini dan sungguh Kamilah Penjaganya” (Al-Hijr 9). Imam Ibnu Katsir menyatakan, makna ayat di atas adalah bahwa Allah SWT menjadi penjaga Al-Qur’an dari perubahan atau pergantian (Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhîm, II, hlm. 666). Karenanya, secara i’tiqadi, Al-Qur’an senantiasa terjaga dari perubahan, penggantian, perombakan, atau peniruan apapun. Semuanya dijamin oleh Allah SWT. Meski demikian, bukan berarti upaya kaum kuffar untuk memanipulasi dan menggerogoti Al-Qur’an berhenti. Maka mereka menempuh untuk mengaburkan keyakinan umat Islam terhadap Al-Qur’an. Mereka inginkan agar umat Islam tidak meyakini Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, karena bisa ditandingi dengan Al-Qur’an tiruan yang bernama Al-Furqaul-Haqq (The True Furqan).
Pelesetan Al-Qur`an untuk MisiSelain ada Al-Qur’an palsu, bertebaran pula buku-buku plesetan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Ayat-ayat suci ini dikutip sepotong-sepotong lalu dirakit sehingga tersimpulkan seolah-olah tuhan dan juru selamat manusia adalah Nabi Isa alias Yesus Kristus. Bentuk pelesetan ini dipublikasikan dalam buku-buku dan brosur. Buku-buku pelesetan Al-Qur’an yang sudah beredar antara lain :- Keselamatan di dalam Islam,- Ayat-ayat Penting di dalam Islam,- As-Shodiqul Masduq (Kebenaran Yang Benar),- As-Sirrullahil-Akbar (Rahasia Allah Yang Paling Besar),- Selamat Natal Menurut Al-Qur’an,- Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar,- Ya Allah Ya Ruhul Qudus,- Aku Selamat Dunia dan Akhirat,- Wahyu Tentang Neraka,- Wahyu Keselamatan Allah, dan lain-lain.
Buku-buku pelesetan karya Poernama Winangun :- “Upacara Ibadah Haji”,- “Ayat-ayat Al-Qur’an Yang Menyelamatkan”,- “Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam”,- “Siapa kah Yang Bernama Allah” dan- “Riwayat Singkat Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad saw”.
Contoh brosur pelesetan :- brosur Dakwah Ukhuwah,- brosur Shirathal Mustaqim dan- brosur Al-Barakah.Judulnya antara lain :- Rahasia Jalan ke Surga,- Allahu Akbar Maulid Nabi Isa as,- Kesaksian Al-Qur’an tentang Keabsahan Taurat dan Injil,dan lain-lain.
Isi buku dan brosur pelesetan rata-rata sama, yaitu mengutip dan mencomot Al-Qur’an dan Hadits yang diramu dan dicocok-cocokkan tanpa mengindahkan kaidah tafsir, untuk mendukung doktrin kristiani bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah Tuhan dan Juruselamat penebus dosa manusia.
Al-Qur`an Bergambar YesusAl-Qur’an bercover Yesus terungkap di SLTP 1 Pakan Kamis, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pagi itu, Kamis (17/5), di ruang kelas I-1 ada dua siswa tampil ke depan hendak membacakan ayat suci Al-Qur’an, namun batal. Ketika salah seorang dari mereka dengan siku tangannya tanpa sengaja menggeser Al-Qur’an, kitab suci itu terjatuh. Secepatnya ia menangkap, meski hanya dapat cover-nya. Sementara saat, Al-Qur’annya terjatuh. Para siswa kaget. Bukan karena Al-Qur’an itu jatuh, tetapi lebih pada pemandangan yang mereka lihat di pelapis dalam cover tebal. Di sana, tertempel kertas bertuliskan huruf-huruf Latin, antara lain, “Yesus Kristus” yang kemudian diikuti sejumlah kalimat lain. Pada bagian lain terbaca pula kata-kata “Bunda Mariah, domba gembala, gereja” serta bait-bait lagu gereja. Karena kertas itu dilem ke cover Al-Qur`an, sehingga ketika dibuka, kata-kata yang ada di sana ikut tercopot sehingga tidak terbaca semuanya.Spontan, para siswa pun berteriak. Irmawati, seorang guru agama, sebelumnya mengaku tak percaya. Setelah melihat Al-Qur’an yang terjatuh ada tulisan tersebut, barulah ia mempercayainya. “Saya sangat kaget,” katanya. Ia langsung mengadukan itu kepada kepala sekolah. Irmawati juga mengaku memiliki Al-Qur’an sejenis yang di belakang covernya ada kata-kata Yesus, Budha, Wihara, dan entah apa lagi. Kasus itu pun dibawa ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian diteruskan ke kepolisian.Kata-kata Yesus Kristus dengan huruf Latin ini dibuat pada sampul dalam Al-Qur’an. Persisnya di tulang tempat helai demi helai Al-Qur’an dilem dan dijahitkan. Kalau kulit Al-Qur’an tidak dicopot, maka tulisan Yesus Kristus dan sejumlah bait lagu-lagu gereja yang ditulis di situ tidak akan pernah diketahui. Kepsek Jufrialdi mengatakan pada akhir Februari 2004, ia bertemu dengan tokoh masyarakat Tilatang Kamang, Buya Haji Usman Husen. Karena Usman orang ternama, apalagi ia ketua Golkar Kabupaten Agam serta anggota DPRD Sumbar, maka Jufrialdi meminta agar sekolahnya dibantu pengadaan Al-Qur’an dan mukena.Pada 3 Maret 2004, di saat-saat kampanye legislatif, orang suruhan Usman, Linda, membeli 200 buah Al-Qur’an di Toko Asria di Pasar Aur Kuning, Bukittinggi. Karena jumlahnya banyak, Kepsek Jufrialdi berinisiatif membagikan ke sekolah-sekolah lain. Sebanyak 60 buah Al-Qur’an tinggal di SLTP 1, sisanya, sebanyak 20 buah diberikan ke SLTP 2, 10 untuk SLTP 3, 10 untuk SLTP 4, dan 20 untuk SLTP 5, serta sisanya untuk SMA I yang semuanya berada di Kecamatan Tilatang Kamang. Kapolresta Bukittinggi, AKBP M Zaini, mengatakan pihaknya kini sedang melakukan penyidikan secara khusus atas kasus tersebut. “Saya tidak mau gegabah, nanti malah salah kaprah,” katanya. Sejumlah saksi telah diperiksa, termasuk pemilik toko yang menjual Al-Qur`an itu. Sementara, toko-toko lainnya tidak menjual Al-Qur`an sejenis. Kakanwil Depag Sumbar Dalimi Abdullah menyatakan pihaknya telah membawa surat dan dua Al-Qur’an itu ke Menteri Agama. Sedangkan Ketua MUI Sumbar, Nasrun Haroen, menegaskan masih mencari informasi lebih dalam atas masalah itu. Salah seorang Ketua MUI Sumbar, Buya Mas’oed Abidin, menyatakan pemerintah harus bertindak, sebab kalau diam, rakyat akan marah. “Ini tidak bisa dikatakan sebagai sebuah kelalaian, mungkin di dalamnya ada unsur kesengajaan dan ini pelecehan terhadap Islam,” tegasnya.Tokoh masyarakat Tilatang Kamang, Usman Hoesen, yang menyumbangkan Al-Qur’an itu menyatakan yang bermasalah dari Al-Qur`an itu adalah kulitnya (cover-nya), bukan ayat-ayat di dalamnya. Al-Qur`an yang “disusupi” itu, katanya, berkulit merah. Dari 200 buah yang dibeli, ada 141 buah yang “disusupi” kata-kata Yesus Kristus, sementara sisanya bersih. Yang disusupi itu merupakan Al-Qur’an keluaran tahun 1994 yang dicetak Percetakan Madu Jaya Makbul Surabaya. Sementara yang bersih dicetak PT Tanjung Emas Inti Semarang. Di Mapolres saat ini ada 60 buah Al-Qur`an yang diambil dari SLTP I, lainnya masih di kecamatan.
Sementara itu, di Jakarta beredar buku putih berjudul Isa Almasih di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Buku putih setebal 73 halaman ini jelas diluncurkan missionaris untuk menggoyang akidah umat Islam. Seluruh bagian dalam buku dari cover depan sampai penutupnya sarat dengan penghujatan ajaran Islam manipulasi sejarah dan pemutarbalikan ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Sampul depan, di atas judul “Isa Almasih di dalam Al-Qur’an dan Hadits” dipampang kaligrafi surat Az Zukhruf 61 “wattabi’uuni haadzaa shiraatum mustaqiim” (ikutilah aku, inilah jalan yang lurus). Di bawah ayat ini, dipajang gambar Yesus sedang berdiri menginjak-injak kitab suci. Penginjil yang menamakan dirinya (nama alias) Abd.Yadi, hanya berani berbuat, tidak mau bertanggung jawab. Karena dalam buku putihnya, dia tidak berani mencantumkan nama aslinya, nama penerbit dan alamat jelasnya. Seharusnya, jika dia meyakini kebenaran tulisannya, dia harus bersikap gentleman dan jangan main lempar batu sembunyi tangan.
Tugas Pemimpin (Imam) NegaraDari rangkaian penodaan terhadap Al-Qur’an yang dilakukan oleh para misionaris tadi, tampak bahwa dibuatnya tiruan Al-Qur’an, pengutipan ayat pada cover buku Kristen, serta pelesetan ayat untuk misi tersebut merupakan satu kesatuan mata rantai untuk menghancurkan tegaknya Islam di muka bumi. Karena itu, sudah selayaknya kaum Muslim menyadari bahwa upaya untuk menghadang tegaknya Islam dan upaya mengembalikan mereka kepada kekufuran terus berlangsung hingga detik ini. Selain itu, upaya ‘halus’ memurtadkan kaum Muslim dengan cara memalsukan dan me lecehkan Al-Qur`an merupakan kemungkaran. Untuk menghadapi kemungkaran itu, Rasulullah SAW menyatakan:“Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka ubahlah dengan kekuatan; jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan; dan jika tidak mampu maka ubahlah dengan hati (tidak setuju dengan kemungkaran tersebut). Itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR Ashabus-Sunan). Hadits itu berlaku umum bagi siapapun. Namun, sebenarnya dalam syariat Islam, yang pertama kali harus bertanggungjawab atas persoalan ini adalah penguasa. Rasulullah saw. menegaskan: “Pemimpin (Imam) itu adalah penggembala, dan dialah yang bertanggungjawab atas rakyat yang digembalakannya.” Dalam hadits ini jelas bahwa penguasalah yang wajib memelihara dan menjaga rakyatnya dalam segala hal, termasuk dalam hal akidahnya.
http://www.myquran.com/mutiarakalbu/phqs006.htm
Melepaskan Belenggu Kebiasaan: Salah Satu Tujuan Puasa
Al-Hajjaj bin Yusuf (661-714 M), salah seorang pemimpin perang kenamaan Dinasti Umayyah yang melempar Ka’bah dengan manjaniq (meriam-meriam batu), pada suatu hari yang terik meminta kepada pengawalnya agar mengajak seorang “tamu” bersantap siang dengannya. Seorang penggembala yang tinggal di pegunungan menjadi tamunya dan terjadilah dialog berikut :
“Mari kita makan bersama,” ajak Al-Hajjaj. “Aku telah diundang oleh yang lebih mulia dari tuan dan telah kupenuhi undangan itu,” kata si penggembala.“Siapakah gerangan yang mengundangmu?”. “Tuhan seru sekalian alam, hari ini aku berpuasa.” “Apakah Anda berpuasa pada hari yang terik menyengat ini?”“Ya. Aku bahkan berpuasa pada hari-hari yang lebih terik.”“Ayolah kita makan bersama dan besok Anda dapat berpuasa.”“Apabila kau berbuka hari ini, apakah tuan dapat menjamin usiaku berlanjut hing ga esok sehingga aku dapat berpuasa?” katanya seraya menyunggingkan senyum .“Tentu saja tidak.” “kalau demikian mengapa tuan meminta sesuatu pada hari ini dan menjanjikan untuk memberikan pada hari esok, sedangkan hari esok bukan berada di tangan tuan?”. Setelah berpikir sejenak, Al-Hajjaj mengajak lagi, ” Ayolah kawan, makanlah bersamaku, makanan yang dihidangkan sungguh lezat.”Sambil berdiri untuk meninggalkan Al-Hajjaj, si penggembala menolaknya lagi, “Demi Tuhan, yang melezatkannya bukan juru masak tuan, bukan pula jenis makanannya, yang melezakannya adalah afiat (kesehatan ruhani dan jasmani).”
Dialog diatas mengambarkan sebagian dari hasil yang diperoleh seseorang yang berpuasa, yaitu berupa kemampuan untuk mengendalikan diri, menahan rayuan, serta kesadaran akan kehadiran Tuhan pada setiap saat. Manusia tercipta dari Ruh Ilahi dan debu tanah. Potensi dan daya manusia betapapun dinilai hebat , namun terbatas sehingga apabila perhatian dan kegiatannya telah tertuju secara berlebihan ke satu arah – ke arah debu tanah, misalnya – maka akibat keterbatasan dan pemunahan secara berlebihan tersebut, ia tidak memeiliki daya lagi yang cukup untuk digunakan bagi kegiatan dalam bidang-bidang penalaran dan kejiwaan. Dari sisi lain, kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaannya. Apabila ia telah terbiasa dengan pemenuhan kebutuhan ‘faali’-nya secara berlebihan, maka, walaupun ia masih memiliki sisa daya, ia akan mengalami kesulitan yang tidak sedikit guna mengarahkan sisa daya tersebut kedalam hal-hal yang tidak sejalan dengan kebiasaannya. Dengan demikian, membebaskan manusia dari belenggu kebiasaan dan keterikatan kepadanya, merupakan suatu hal yang mutlak dan hal ini merupakan salah satu tujuan dari puasa, baik dalam kebiasaan makan, minum – dengan kadar dan jam-jam tertentu – maupun dalam kebiasaan jam-jam tidur, bangun bekerja, dan sebagainya.
(sumber : “Lentera Hati”, Kisah dan Hikmah Kehidupan”, M. Quraish Shihab, Penerbin Mizan, Maret 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar